Mengikuti B.J. Habibie Menapaktilasi Sukses Masa Muda di Jerman
Saya Ingin Anak-Anak Indonesia Lebih Pintar dan Cerdas”Saya ingin anak-anak Indonesia menjadi lebih pintar dan cerdas. Saya selalu siap memotivasi mereka tanpa memandang SARA,” bebernya.
Ekspresi Habibie mendadak berubah ketika diajak bicara soal cita-cita dan ideologinya. Sorot matanya begitu tajam. ”Ukuran keberhasilan Anda memimipin adalah jika Anda berhasil mencetak kader,” tegasnya.
Hingga saat ini Habibie masih disegani oleh dunia internasional, terutama di Jerman. Maklum, dia adalah pemilik bintang penghargaan Das Grosse Verdienstkreuz Mit Stern und Schulterband dan Das Grosse Verdienstkreuz. Habibie dianggap sebagai orang yang sangat berjasa kepada pemerintahan Jerman baik pada bidang politik, sosial, maupun teknologi. Penghargaan itu setara dengan penghargaan Mahaputra dan Bintang Republik di Indonesia.
’’Modal saya cuma ketekunan dan sifat ulet, tidak gampang menyerah. Meski kakek-kakek begini, saya harus mandiri,” tutur pemegang 46 paten dunia di bidang teknologi penerbangan tersebut.
Pada 1974 Habibie menjabat vice president Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), industri konstruksi pesawat terbesar Jerman. Dia adalah orang non-Jerman pertama yang menduduki posisi itu. Semua kesuksesan tersebut dapat diraih Habibie sebelum berusia 40 tahun dan menjadikannya sebagai salah satu orang terpandang di Jerman.
Selama berkarir di MBB Hamburg, Habibie menyumbangkan banyak hasil penelitian serta teori di bidang termodinamika, konstruksi, serta aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya yang amat terkenal dalam dunia desain dan konstruksi pesawat terbang adalah ’’Habibie Factor’’, ’’Habibie Method’’ dan ’’Habibie Theorem’’.
”Tempalah besi ketika masih sedang panas. Maksimalkan mudamu untuk berkarir. Dan jangan lupa berdoa dan mengaji,” tuturnya sembari pamitan pulang ke Heilmann Strasse naik kereta U-Bahn. (*/c10/ari)