Mengikuti Pilpres di Mogi das Cruzes, Sao Paulo, Brasil
Panitia Jemput Bola, TPS Jadi Tempat PestaNah, pertandingan semifinal Brasil melawan Jerman pada Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia pasti menyedot perhatian warga. Apalagi dalam pertandingan penting itu Brasil harus bermain tanpa penyerang terbaiknya, Neymar, dan sang kapten, Thiago Silva.
Dukungan total warga Brasil itu membuat KBRI tidak mau berjudi. Mereka menemui langsung warga (Indonesia) agar bisa memastikan surat suara yang telah dicoblos segera dikembalikan ke KBRI. ’’Ini sebetulnya via pos. Tapi, kami harus jemput bola supaya lebih cepat,’’ imbuhnya.
Lantaran mendadak itulah, pemungutan suara berlangsung cepat. Warga yang telah mendapat amplop surat suara masuk ke ’’bilik suara’’ untuk mencoblos pasangan capres-cawapres pilihan masing-masing. Setelah itu, surat suara dimasukkan ke amplop putih yang baru, ditutup rapat, dan diserahkan kembali kepada Ilah Fadilah.
Dengan cara begitu, suara warga dijamin tidak akan hilang atau ketlisut. Sebab, setelah amplop diserahkan, Ilah langsung memasukkannya ke dalam tas hitam yang tidak pernah lepas dari tangannya. Setelah semua selesai mencoblos, tas tersebut ditutup rapat dan digembok.
’’Oleh panitia (PPS di KBRI), saya diberi gembok untuk menyegel tas ini,’’ kata Ilah.
Di Brasil terdapat 317 warga Indonesia yang memiliki hak suara dalam pilpres kali ini. Namun, di kawasan Mogi das Cruzes, hanya 40 orang yang bisa mencoblos. Surat-surat suara yang sudah dicoblos kemudian dikumpulkan ke KBRI di Brasilia untuk dihitung. Pengumpulan surat suara ditunggu hingga 10 Juli.
Selain sistem pemungutan ’’jemput bola’’, pengumpulan surat suara bisa menggunakan pos. Karena itu, PPS Brasil masih menoleransi pengiriman surat suara maksimal hingga 13 Juli nanti.
’’Kalau sampainya tanggal 14 Juli, sudah pasti tidak masuk penghitungan yang datanya kami kirim ke Indonesia,’’ jelas Ilah.