Mengintip Geliat Prostitusi di Bogor Jelang Lebaran
Ada PSK Spesial Ramadan, Panti Sosial Jadi KendalaSelasa, 16 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Tidak hanya kawasan Tugu Kujang yang sering dijadikan tempat mangkal pria-pria yang mengalami kelainan seks ini. Tini mengatakan, saat Ramadan ini, justru waria-waria dari Jakarta lebih condong lari ke Bogor ketimbang Depok. Beberapa lokasi di Bogor yang menurutnya menjadi pangkalan waria di antaranya Terminal Bubulak, Pajajaran, Ciheuleut, Empang dan Pasar Anyar. “Kalau tertangkap paling kita hanya didata, kemudian dilepas lagi setelah ditahan semalaman,” tuturnya.
Lalu bagaimana penuturan para PSK? Tidak jauh dengan lokalisasi waria, kira-kira dua kilometer dari Tugu Kujang, tepatnya di pangkalan ojek berseberangan dengan Kantor Polsek Bogor Timur, ada lokasi yang sering dijadikan PSK untuk mencari mangsa. Saat malam tiba, kisaran pukul 21:00 hingga 03:30 dini hari, wanita-wanita berberpakaian mini dengan dandanan ala biduan dangdut nampak menghiasi emperan Jalan Pajajaran.
Sebut saja Ani (32), wanita berambut ikal asli Solo ini mengaku jika pelariannya ke jurang prostitusi tak lain lantaran minimnya lapangan pekerjaan. Setahun sudah waktu hidupnya ia habiskan untuk membayar nafsu pria-pria hidung belang yang melintas di Pajajaran. Penuturannya nyaris sama dengan Tini. Hanya, yang berbeda adalah cara membalas libido pelanggan-pelanggannya. Tetapi, cerita pilu juga mengiringi perjalanannya kariernya di ranah lokalisasi. “Kadang ada juga yang rese bayarnya dikit. Padahal, sebelum berangkat ke hotel udah pasang harga pas,” kata Ani sembari menata baju mininya yang malam itu tertiup angin.