Mengintip Geliat Prostitusi di Bogor Jelang Lebaran
Ada PSK Spesial Ramadan, Panti Sosial Jadi KendalaSelasa, 16 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Bahkan, Bugi juga menyebutkan beberapa PSK terpaksa mangkal dalam kondisi sakit lantaran terpojok untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Solusinya sebenarnya terlatak pada pembinaan sebagai bentuk tindak lanjut razia. Semasa belum ada panti social untuk pembinaan, jumlah PSK akan sulit ditekan,” ungkapnya.
Lantas, bagaimana pandangan para ulama Bogor menyikapi masalah ini? Wakil Ketua MUI Kota Bogor Asep Wadud mengatakan masalah prostitusi sebenarnya hanya menuntut ketegasan dari pemkot saja. Jika ada keseriusan untuk membersihkan, tentu jumlah mereka tidak akan membludak setiap tahunnya. “Kenapa banyak dari mereka berasal dari luar Bogor. Itu karena di Bogor justice bagi mereka lemah,” katanya.
Ditanya mengenai solusi yang bisa ditawarkan kepada pemkot, Asep mengatakan jika memang wanita-wanita tersebut membandel, harus ada pembinaan yang baik. “Minimal dengan menyediakan wadah khusus pemberdayaan bagi mereka. Mereka juga manusia yang butuh perlindungan dan kebutuhan hidup,” tawarnya.
Menyoal mengenai panti sosial, sebenarnya pemkot sudah berkali-kali mewacanakan. Namun, masalah utama selalu datang dari ketersediaan anggaran yang minim. “Kalau untuk lahan sebenarnya banyak. Nah, tinggal kemauan walikota untuk serius atau tidak mengetuk anggaran pembangunan,” ungkap Anggota Komisi A DPRD Kota Bogor Ani Sumarni.