Mengunjungi Museum Tani Jawa Jogjakarta di Imogiri, Bantul
Dirintis sejak 1998, Kemas Unik Kampanye PertanianKonsep desa wisata yang diterapkan adalah dengan menguatkan nilai-nilai tradisi. “Sehingga menanam padi, menangkap ikan, belut dan bebek di sawah, menjadi kemasan wisata. Setiap wisatawan yang datang dapat menikmati proses pembuatan emping tradisional, lalu tempe alami, juga kekayaan tradisi lainnya,” paparnya.
Selain itu, Kris juga menyelenggarakan Festival Memedi Sawah. Acara rutin tahunan ini mengajak para petani mengha-dirkan memedi sawah secara kreatif. Selain mengandung nilai seni, juga dapat mengundang lebih banyak pengunjung.
Dengan ragam kegiatan ini, Kris dapat menjalankan visi misinya dalam bidang perta-nian. Pelestarian nilai pertanian dengan cara yang menyenang-kan dihadirkan. Imbasnya, baik pelaku atau penikmat, sama-sama mendapatkan nilai tentang pertanian.
“Kampanye ini wajib kita galang terus bagi generasi muda. Dulu ada siswa SMP dari Jakarta bertanya pohon nasi itu seperti apa. Ini dilema karena kenyataannya ada yang tidak tahu wujud dari padi,” katanya.
Kris berharap, ke depannya Museum Tani Jawa dapat menguatkan ketahanan pangan. Ia ingin Indonesia yang dulu terkenal sebagai lumbung Asia bangkit kembali. Ini karena pangan merupakan kekuatan penting dalam sebuah negara.
Usahanya untuk menawarkan ke masyarakat masih dalam proses. Sejak tahun 1998 dicanang-kan dan diawali dari museum, Kris masih berusaha. Bahkan dirinya tidak menampik ada kendala dalam pengenalan program-program ini.
“Tidak mudah merubah mind-set masyarakat tani ke masyarakat umum. Generasi muda di desa ini pun tetap wajib didampingi agar dapat bersama membangun desa. Tapi kita juga tidak tertutup dari dinamika jaman dan teknologi,” katanya.(*/jko/jiong)