Menimbang Risma, Djarot dan Rizal Ramli untuk DKI
Oleh: Osmar Tanjung*Tentu ada hitung-hitungan politiknya. Hanya saja, pertanyaannya adalah siapa yang akan diusung PDI Perjuangan?
Kalau merujuk pada nama kader PDI Perjuangan yang belakangan ini disebut-sebut dalam bursa bakal calon gubernur DKI, pilihan memang bisa jatuh ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Gatot S Hidayat yang kini menjadi wakil gubernur DKI. Tapi jika mau melihat konsep Trisakti dan Nawacita, maka ada nama mantan Menko Maritim Rizal Ramli yang belakangan mendapat julukan Si Rajawali Ngepret.
Namun, sejauh mana kans nama-nama yang akan dipilih Megawati untuk dimajukan ke pilkada DKI lewat PDIP? Mari kita berhitung secara sederhana.
Untuk Risma, sudah jauh-jauh hari menyatakan ketidakinginannya dicalonkan menjadi cagub pada pilkada DKI. Risma juga sudah terikat janji dengan warga Surabaya untuk menyelesaikan masa jabatannya. Warga Surabaya lebih membutuhkan Risma.
Namun, jika Megawati menghendaki Risma maju di pilkada DKI, maka salah satu kader terbaik PDIP itu akan taat pada pemimpinnya. Risma sepertinya akan mau dimajukan oleh PDIP pada pilkada DKI.
Namun, ada risiko juga jika PDIP memboyong Risma ke Jakarta. Jika Risma kalah, maka PDIP bukan hanya gagal menang di pilkada DKI, tapi juga kehilangan Surabaya yang selama ini juga jadi incaran partai lain.
Kalaupun Risma menang di DKI, PDIP berpotensi kehilangan Surabaya. Meski Wisnu Sakti Buana yang kini wakil wali kota Surabaya merupakan kader PDIP, namun belum tentu ia bisa mempertahankan kejayaan partai pemenang Pemilu 2014 itu. Bagi masyarakat Surabaya pun Wisnu belum bisa sekaliber Risma.
Tapi jika Risma kalah di Jakarta, tentu lebih tragis bagi PDIP. Sudah kalah di DKI, masih kehilangan Surabaya pula. Kehilangan dua kota terbesar di Indonesia bisa berdampak pada capaian PDIP pada Pemilu 2019.