Menjaga Kualitas dan Pola Hidup Lansia
jpnn.com - BEBERAPA dekade mendatang, World Health Organization (WHO) memperkirakan, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat lebih dari 400 persen menjadi 84 juta jiwa. Dengan pengetahuan yang baik, lansia bisa menjaga kualitas hidup dengan baik pula. Baik secara fisik maupun psikologis. Tim dokter instansi geriatri RSUD dr Soetomo menjelaskan mengenai hal tersebut.
Seseorang disebut tua dilihat dari tiga sudut padang. Apakah tua secara kronologi (dihitung dari kelahiran), secara fisik (usia sel-sel tubuh), atau secara psikis. Masing-masing individu berbeda kasus dalam memasuki usia tuanya.
’’Ada yang secara kronologi sudah tua sekali, tapi usia selnya masih seperti orang yang lebih muda. Ada pula yang sebaliknya, ditambah kepikunan,” ungkap dr Novira Widajanti SpPD-KGER.
Penuaan (aging) setiap orang tidak sama. Fungsi tubuh mana yang mengalami kemunduran pun tidak bisa diprediksi, apa dan kapan datangnya.
Sering kali yang dialami lansia adalah multipatologi, yakni muncul lebih dari satu penyakit yang diderita. Sebab, satu sama lain akan saling berhubungan. Novira mencontohkan yang paling sederhana, yakni osteoartritis pada lutut. Nyeri pada sendi lutut itu akan membuat seseorang susah berjalan dan kehilangan stabilitas.
’’Dengan kondisi seperti itu, kalau jatuh, seseorang akan mudah mengalami patah tulang. Sebab, tulangnya sudah keropos (osteoporosis),” jelas dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Selain masalah tulang dan sendi, kemunduran fisik lain yang dihadapi lansia adalah indra. Yakni, pendengaran, penglihatan, penciuman, dan peraba yang berkurang. Pencernaan dan sistem eskresi tak sebagus saat masih muda sehingga lansia sering kali susah buang air besar. Tapi, sangat sering buang air kecil.
’’Pada lansia, bisa jadi batuk atau tertawa saja bisa buang air kecil. Sebab, otot-ototnya sudah tidak kencang. Soal susah buang air besar, ini disebabkan gerakan peristaltik pada sistem pencernaan yang tidak bagus lagi,” jelasnya. Apakah semua itu wajar? Keluarga disarankan untuk sabar memaklumi, namun tak berarti membiarkan. ’’Keilmuan geriatrik itu untuk memelihara umur panjang dengan kualitas hidup yang baik. Ketidaknormalan fungsi tubuh harus diberi tata laksana usia lanjut untuk menjaganya,” papar dr Yudha Haryono Sps, sekretaris Tim Terpadu Geriatri RSUD dr Soetomo.