Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menjaga Kualitas dan Pola Hidup Lansia

Sabtu, 03 Januari 2015 – 05:05 WIB
Menjaga Kualitas dan Pola Hidup Lansia - JPNN.COM
Foto: Dite Surendra/Jawa Pos

Dia menjelaskan, dalam setiap kasus ada penanganan dan terapi. Pemberian obat tidak bisa sembarangan karena lansia sangat rentan mengalami efek samping lain. ’’Pada lansia yang masih sehat, tidak ada salahnya memeriksakan diri enam bulan sekali,” kata dokter di Divisi Neuro Behavior Departemen Neurologi dan Geriatri RSUD dr Soetomo itu. Penanganannya pun akan terpadu dari berbagai keilmuan.

Spesialis saraf tersebut juga mengingatkan mengenai bahaya demensia pada lansia. Yudha melanjutkan, masalah fisik bukan semata-mata timbul karena sel-sel tubuh yang menua, tapi juga menyangkut masalah psikologis. ’’Soal sering ngompol itu tadi. Itu bisa terjadi karena lansia takut atau cemas. Depresi pasca stroke yang dialami lansia juga sering menimbulkan gangguan pengendalian emosi,” jelasnya.

Hal itu dibenarkan dr Erikavitri Yulianti SpKJ. Menurut dia, pada 70 persen pasien lansia yang datang ke dokter umum, setelah ditelusuri ternyata pangkal utama keluhannya adalah masalah psikologis. ’’Perasaan tidak berdaya (power) dan kerapuhan. Kemudian tidak bisa sebebas dulu, itulah yang kerap dirasakan,” imbuhnya. Efeknya menjadi seperti sekrup, semakin berputar semakin dalam, semakin tidak baik bagi kesehatan.

Prof dr Marlina Mahajudin SpKJ (K) menjelaskan bahwa hubungan kesehatan fisik dan mental itu timbal balik, selalu berkaitan. ’’Mental yang tidak baik akan memunculkan atau memperparah penyakit. Kondisi fisik yang tidak baik pun menjadi sumber psikis yang tidak sehat. Berputar seperti itu,” jelas pakar psiko geriatri tersebut.

Karena itu, butuh dukungan keluarga untuk memelihara psikis lansia. Jangan sampai lansia depresi karena perubahan perannya dalam masyarakat. Misalnya, tidak dipedulikan lagi. Kemudian, bisa jadi muncul emptiness syndrome. ’’Upaya kami sedang menggalakkan awareness komunikasi antargenerasi,” tandasnya. (puz/c7/jan)

BEBERAPA dekade mendatang, World Health Organization (WHO) memperkirakan, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat lebih dari 400 persen

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close