Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menjelang Pemilu 2024, Istilah Orba dan Neo-Orba Ramai Diperbincangkan, Prof AS Hikam Merespons

Rabu, 24 Januari 2024 – 13:14 WIB
Menjelang Pemilu 2024, Istilah Orba dan Neo-Orba Ramai Diperbincangkan, Prof AS Hikam Merespons - JPNN.COM
Pemilu 2024. Foto ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

“Dan, ini sudah diikuti oleh hampir semua negara-negara yang ada di pinggir, di pusat maupun di seberang,” ucapnya.

Ketiga, yaitu ideological hegemony yang dilakukan Presiden Jokowi yaitu memberi kebebasan interpretasi soal nilai Pancasila dan UUD 1945.

Dengan kata lain, upaya melanggengkan kekuasaan oleh Jokowi dilakukan melalui jalur-jalur konstitusional, berbeda dengan orde baru Soeharto yang banyak melanggar konstitusi.

“Walaupun di sini sempat ada upaya agar tafsir nilai Pancasila ini dibangkitkan lagi,” ujar AS Hikam.

Dari penjelasan ini Prof AS Hikam menyebut bahwa Presiden Jokowi berupaya untuk membangun dinasti politik, tetapi dengan cara-cara yang berbeda dengan Soeharto.

Hal ini juga yang kemudian membuat masyarakat terbagi, ada yang pro dan kontra.

Kegiatan Kegiatan ini digelar oleh Forum Intelektual Muda ini menghadirkan Pengamat Komunikasi Politik Hendri Subiakto, Pengamat Politik Moch AS Hikam dan Politisi Muda PDIP Setiawan sebagai narasumber. Sementara pesertanya adalah puluhan anak muda dan mahasiswa dari berbagai daerah.

Co-Founder Forum Intelektual Muda Muhammad Sutisna mengatakan diskusi terkait dengan neo orba di Pilpres 2024 ini berangkat dari kegelisahan anak-anak muda terhadap penguasa yang berupaya membangun dinasti politik.

Pengamat politik Prof Profesor AS Hikam memberikan penjelasan tentang istilah neo-orba (orde baru) dan Orba yang marak jadi perbicangan menjelang Pemilu 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close