Menkes Budi Ungkap Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Indonesia Belum Merata
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerataan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia masih menjadi pekerjaan yang mendesak bagi pemerintah.
Sebab, ketersediaan tenaga kesehatan spesialis di fasilitas pelayanan kesehatan untuk penyakit-penyakit kronis dinilai masih kurang.
Selain jumlahnya yang masih sedikit, tenaga kesehatan juga banyak yang terpusat di kota-kota besar.
“Penyakit yang paling besar dampak nyawa dan biaya bagi masyarakat Indonesia adalah jantung. Masih banyak provinsi yang tidak bisa memberikan layanan jantung," kata Budi, Kamis (2/6).
Untuk itu, Budi menargetkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat provinsi bisa menyediakan layanan kesehatan jantung pada 2024 mendatang.
Meski begitu, lanjut dia, target tersebut terhambat oleh waktu selama beberapa tahun yang diperlukan untuk proses pendidikan dokter.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio dokter untuk warga negara Indonesia ialah 1:1000 dokter, sementara di negara maju rasionya 3:1000, dan ada juga yang 5:1000.
Menkes Budi mengungkapkan jumlah dokter yang saat ini tersedia di Indonesia sekitar 270 ribu, sedangkan tenaga kesehatan yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan izin praktik hanya 140 ribu.