Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
Menko Airlangga menjelaskan kebijakan pangan Indonesia memprioritaskan swasembada dan keterjangkauan pangan, dengan fokus pada pangan pokok, seperti beras, kedelai, dan produk minyak sawit.
Sementara itu, terkait kebijakan biodiesel di Indonesia, tujuan utamanya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diimpor, mendorong bauran energi yang lebih berkelanjutan, dan mendukung industri minyak sawit.
Elemen kunci dari kebijakan tersebut, yakni kewajiban biodiesel berbasis kelapa sawit (B35) untuk industri transportasi yang akan ditingkatkan menjadi B40 pada tahun 2025.
Menko Airlangga juga menyebutkan sejumlah strategi perlu diterapkan untuk mengelola produksi kelapa sawit dengan baik, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi, kebutuhan energi, dan ketahanan pangan sekaligus melindungi lingkungan.
Strategi tersebut salah satunya dengan peningkatan Program Peremajaan Petani Kecil atau dikenal dengan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Sejak 2017, Indonesia telah memberikan hibah PSR untuk sekitar 360 ribu hektare dan memberikan manfaat kepada 158.000 petani kecil.
Selain itu, penerapan praktik pertanian yang baik, budidaya varietas kelapa sawit dengan hasil lebih tinggi, serta melakukan promosi sertifikasi minyak sawit berkelanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) juga menjadi strategi yang perlu dilakukan.
Tantangan bagi sektor kelapa sawit ke depan juga akan terus bergulir.