Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Penguatan Sinergi Kunci Pengendalian Inflasi
Sementara inflasi inti tercatat sebesar 0,15 persen (mtm) atau 3,30 persen (yoy), khususnya berasal dari andil komoditas emas perhiasan yang menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
Inflasi inti tetap stabil pada kisaran 3 persen, menunjukkan permintaan masyarakat konsisten tinggi seiring pemulihan ekonomi yang semakin kuat.
Di saat permintaan asing turun cukup dalam akibat kondisi ekonomi global yang cenderung melemah, permintaan domestik tetap menguat, sehingga kinerja PMI manufaktur Indonesia pada November 2022 terus melanjutkan level ekspansif selama 15 bulan beruntun dengan berada di posisi 50,3.
Performa ini semakin menunjukkan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri karena kinerja PMI Manufaktur di berbagai negara di dunia justru jatuh ke level kontraktif, seperti Zona Eropa (47,3), Jepang (49,0), Jerman (46,7), China (*Okt: 49,2).
Di saat yang sama, level PMI Indonesia juga berada di atas beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia (47,9), Vietnam (47,4), dan Myanmar (44,6).
Untuk komponen Administered Prices, mengalami inflasi sebesar 0,14 persen (mtm) atau 13,01 persen (yoy), menurun dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,33 persen (mtm) atau 13,28 persen (yoy).
Komoditas AP yang memberikan andil terhadap inflasi November yaitu rokok kretek filter dan rokok putih.
Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) tertimbang 10 persen yang diumumkan pada 3 November 2022.