Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia berupaya membuka pasar baru dengan menjalin kerja sama internasional.
Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap kebijakan luar negeri dengan menjadi bagian dari G20, APEC, ASEAN, Indo-Pasifik Economic Framework (IPEF), Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan BRICS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah juga aktif menjalin kerja sama bilateral dengan berbagai negara mitra, termasuk India, untuk memaksimalkan potensi ekonomi Indonesia yang diprediksi tumbuh lima persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025.
Hal itu diungkapkan Airlangga dalam India-Indonesia Synergy Investment Forum, Jumat (6/12), secara virtual.
Airlangga menyampaikan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai delapan persen pada 2029.
Menilik capaian selama tahun 1986 hingga 1997, Indonesia bahkan mampu tumbuh sebesar 8, persen pada 1995 dengan kondisi ICOR Indonesia sekitar empat persen.
Airlangga menjelaskan untuk mencapai target pertumbuhan antara 5,2 persen hingga delapan persen dalam lima tahun ke depan, pemerintah melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri, penguatan ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru seperti ekosistem semikonduktor, serta transisi energi.
“Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut diperlukan pendanaan untuk melaksanakan program pembangunan dan investasi menjadi kunci untuk mendanai pembangunan. Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk optimalisasi infrastruktur untuk mengurangi ICOR sehingga investasi dan produktivitas akan menjadi sektor utama,” ungkap Menko Airlangga.