Menko PMK Beri Perhatian Khusus Penanganan Stunting-Kemiskinan Ekstrem di Sulteng
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan akan mengawal secara khusus penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem secara daring di Provinsi Sulteng, pada Senin (27/3).
Prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem Sulteng masih sangat tinggi. Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting 28,2 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sedikit dari pada tahun 2021 sebesar 29,7 persen.
Kemudian, angka kemiskinan ekstrem berdasarkan data BPS 2022 masih di atas rata-rata nasional yaitu 3,02 persen. Angka nasional 2022 stunting 21,6 persen dan kemiskinan ekstrem 2,04 persen.
Sementara di beberapa daerah masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi di atas 30 persen. Kabupaten Sigi adalah daerah yang memiliki prevalensi stunting tertinggi, yakni mencapai 36,8 persen. Angka itu turun dari 2021 sebesar 40,7 persen.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi menyampaikan, upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut seperti mewajibkan setiap desa untuk menyiapkan lahan seluas tiga hektare yang diperuntukan untuk keluarga yang berisiko stunting.
Meskipun demikian, Sigi pun masih mengalami kendala dalam pengelolaan irigasi serta infrastruktur yang kurang memadai.
Kemudian, stunting di Kabupaten Tojo Una-Una sebesar 31,3 persen. Hal ini disebabkan karena kurangnya akses air bersih.