Menlu Retno Serukan Perubahan Paradigma Global demi Bangkitkan Pariwisata dan Ekonomi Digital
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya pariwisata dan ekonomi digital sebagai pilar untuk mempercepat pemulihan pascapandemi COVID-19.
Pernyataan itu didasarkan pada data bahwa pada semester pertama 2022, hampir setengah miliar wisatawan melakukan perjalanan internasional atau tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) juga menyatakan pariwisata global telah hampir 60 persen pulih dari tingkat prapandemi.
“Namun, situasi geopolitik dan ekonomi yang tidak pasti berisiko menunda kembalinya (pariwisata global) ke tingkat sebelum pandemi. Sementara itu, manfaat penuh dari transformasi digital juga terhalang oleh kesenjangan digital yang semakin besar,” kata Retno dalam pembukaan Kongres ke-4 Indonesianis Sedunia, secara daring pada Rabu.
Dia menyebutkan bahwa saat ini, lebih dari 3,7 miliar orang yang sebagian besar di negara-negara kurang berkembang, kekurangan akses internet sehingga akses mereka ke ekonomi digital, pendidikan, dan perawatan kesehatan terhalang.
Guna merespons berbagai hambatan tersebut dan menghidupkan kembali sektor pariwisata serta ekonomi digital, Retno mengusulkan tiga upaya yang dapat dilakukan secara global.
Pertama, mengubah paradigma global yang diwarnai persaingan dan proteksionisme. Situasi global saat ini disebut Retno tidak akan menguntungkan siapa pun.
Karena itu pada Sidang Majelis Umum ke-77 PBB, Menlu RI menyerukan kepada dunia untuk mengedepankan paradigma baru yang berdasarkan kerja sama saling menguntungkan, kolaborasi, dan keterlibatan.