Menpar Arief Yahya Bicara National Branding
jpnn.com - JAKARTA - Soal National Branding, rupanya sedang membuat galau Presiden Joko Widodo. Kementerian Pariwisata konsisten tampil dalam berbagai kegiatan promosi mancanegara dengan branding "Wonderful Indonesia."
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan tampil dengan "Remarkable Indonesia." Dua hal yang berbeda, dua bendera yang beda, tetapi sama-sama bekerja untuk "Merah Putih."
Logo, tulisan dan warna dasar kedua brand itu beda, dan sama sekali tidak nyambung. Sudah pasti message dan filosofinya juga beda. Lalu, mengapa tidak disatukan? Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, satu bendera, satu branding?
"Saya paham, bukan hanya Pak Presiden Jokowi yang galau, banyak pemimpin dunia yang galau memikirkan national brand seperti ini," kata Dr Ir Arief Yahya MSc, Menteri Pariwisata RI di Forum BUMN Branding & Marketing Day, di Pulman Central Park, Jakarta.
Arief Yahya selalu menggunakan benchmark untuk menjawab kegalauan itu. Menurut dia, kalau ingin menjadi pemain global, gunakan selalu global standart.
"Mau tetap atau berubah, mau satu atau lebih dari satu, ada contoh suksesnya. Lakukan apa yang sudah sukses dan mereka (global) sudah lakukan, jangan memulai dari awal. Tapi berawal dari akhir," ucap Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.
Konsep dan menggunakan teori-teori itu penting. Pertimbangan praktis berdasarkan pengalaman, itu juga penting. Perpaduan keduanya, itu menjadi sempurna. Sebagai doktor strategic management, Arief Yahya memang punya bekal ilmu branding.
Karena itu dia ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi ketua tim National Branding. Pengalaman saat memimpin Telkom dan Komisaris Telkomsel juga sudah dibuktikan dengan melonjaknya brand pariwisata Wonderful Indonesia dari NA (not available) menjadi ranking 47 besar dunia. Mengalahkan Truly Asia Malaysia 96 dan Amazing Thailand 83.