Menpar Arief Yahya Jadi Tokoh Inspirasional 2016 versi SPS Pusat
“Jarang-jarang kita punya angka terbaik di regional kan? Di sini kita dapat!” kata Arief.
Kedua, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan tren naik sampai 6,9 persen atau jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Ketiga, devisa pariwisata USD 1 juta menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170 persen. Itu terbilang tertinggi dibanding industri lainnya.
“Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industry itu menjadi migas dan non-migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non-pariwisata,” kata Arief yang disabut tepuk tangan audience.
Bagaimana dengan devisa? Menurut pria asli Banyuwangi ini, saat ini pariwisata masih menempati posisi ke-4 penyumbang devisa nasional atau 9,3 persen dibandingkan industri lainnya. Tapi, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata itu tertinggi, yaitu 13 persen.
Sedangkan industri minyak gas bumi, batu bara, dan minyak kelapa sawit justru pertumbuhannya negatif. “Ini penting. Biaya marketing yang diperlukan hanya dua persen dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” kata lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Unpad Bandung itu.
Sedangkan soal tenaga kerja yang menjadi persoalan rumit di negeri ini, ternyata pariwisata juga punya kontribusi penting dalam mengatasinya. Pariwisata menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri.
Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun. “Itu pertumbuhan yang sangat signifikan,” ujarnya.
Arief menambahkan pariwisata itu menjadi pencipta lapangan kerja termurah, karena bisa menyediakan job opportunity hanya dengan USD 5.000 per satu pekerjaaan. “Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan,” jelas Arief.