Menpar Arief Yahya Temui Industri dan Media di WTM London
“Kita menyadari, budget promosi terbatas, karena itu kami harus melihat momentum, dicari timing yang pas agar pesan promosi itu efektif menyebar luas, tepat sasaran. Di WTM London ini adalah pilihan tepat, di saat ribuan pelaku bisnis pariwisata seluruh dunia berkumpul di kota ini, dan membicarakan pariwisata, kita hadir dan agresif,” ungkap Arief Yahya.
Selain itu, London itu setiap tahun dikunjungi 20 juta wisatawan asing. Kota dengan berbagai destinasi ini menjadi salah satu tempat wisata dengan spending besar. Ini yang sering disebut Arief Yahya sebagai menjaring di kolam penuh ikan.
“Kalau melepas jaring, jangan di laut lepas yang belum tentu ketemu ikan. Menjaringlah di kolam yang sudah jelas penuh dengan ikan. Prinsip itu sama, mengapa kami all out di kota-kota yang sudah dikunjungi banyak wisatawan,” jelasnya.
Hal lain yang dilakukan Menpar Arief dengan prinsip itu adalah di ITB atau Internationale Tourismus-Borse di Berlin. “Mirip dengan di London, dari bus, outdoors, indoors, media, velotaxi, liflet, semuanya dibungkus Wonderful Indonesia. Saat ITB itu semua pelaku bisnis pariwisata, dari hotel (accommodation), airlines, travel agent, attraction, teknologi, media pariwisata, semua kumpul di Berlin. Dan itu sudah dari tahun ke tahun sudah menjadi agenda tetap mereka. Di sanalah kita eksis,” sebut lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris, dan program doktoral di Unpad Bandung itu.
Satu lagi yang dia contohkan ketika ditanya oleh banyak media di hadapan dua pemakai pakaian Malang Fashion Carnival yang selalu menjadi ajang foto-foto itu. Yakni, Paris dengan bus-bus pariwisata yang keliling kota tempat Gustav Eiffel mendesain ide menara itu.
“Kami pasang di bus pariwisata di Paris itu ketika ada EURO Cup 2016. Saat semua supporter sepak bola dunia berkumpul di Prancis, karena menonton langsung atmosfer pesta sepak bola terbesar kedua setelah World Cup itu. Momentumnya pas, dan responsnya, anda bisa rasakan sendiri di media social,” kata Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.
Soal 10 Bali Baru juga menjadi pertanyaan lebih dari 5 media internasional di London. Orang makin penasaran dengan gebrakan Presiden Joko Widodo yang diterjemahkan Menpar Arief Yahya dalam membangun 10 destinasi prioritas itu. Dari Danau Toba di Sumut, Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo-Tengger-Semeru di Jatim, Mandalika di Lombok, Labuan Bajo di NTT, Wakatobi di Sulawesi Ternggara dan Morotai di Maluku Utara.
Banyak yang makin penasaran dengan 10 Bali baru itu. Istilah “Bali Baru” itu sendiri sudah menggoda telinga pelaku industry pariwisata di seluruh dunia. Bali, yang 40 persen menjadi pintu masuk wisman ke tanah air, memang sudah jadi destinasi level dunia dan sudah dikenal di mana-mana. Menggunakan istilah “10 Bali Baru” itu mengajak persepsi orang, bahwa Indonesia sedang menciptakan destinasi mirip Bali, yang bakal mendunia. “Karena dengan target 20 juta di tahun 2019, maka produk atau dalam pariwisata itu destinasi, harus juga disiapkan,” kata dia.