Menpar Resmikan Plataran L'Harmonie di Menjangan
"Kemenpar mengembangkan kedua konsep itu. Keduanya saling melengkapi, saling mendukung. Kita harus punya destinasi dengan mass tourism, kita juga terus mengembangkan atraksi untuk high end tourism. Plataran di Menjangan Bali Barat ini lebih ke high end, yang punya selera tinggi dan berbasis pada ecotourism," ucap Arief.
Target ekowisata, kata lulusan ITB, Surrey University Inggris dan Doktor Strategic Marketing Unpad Bandung itu adlah 10 persen dari total penghasilan pariwisata Indonesia. "Angkanya sekitar USD 2 Milyar, target pada 2019. Fokus pengembangan ekowisata ada di Bali Utara dan Barat. Tidak lagi di selatan, agar terjadi pemerataan dan tidak banyak kesenjangan," ucap dia.
Dari dulu Arief Yahya berprinsip, tidak boleh merusak alam. Dari dulu sudah memegang teguh prinsip konservasi, karena pariwisata adalah urusan pelestarian. Ada banyak contoh, konservasi yang membawa rezeki jangka panjang. Justru kalau dirusak, dengan cepat akan menjadi malapetaka yang tidak mudah menyelesaikannya.
Karena itu, lanjut Menpar Arief Yahya, konservasi harus memberikan manfaat yang seimbang untuk keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, dan nilai ekonomi masyarakat. Konservasi harus memiliki dua makna, ada cultural value juga punya financial value. Caranya? "Biarkan industry led, government support. Pisahkan dengan jelas peran pemerintah sebagai regulator dengan para industri dan operator. Wasit tidak boleh merangkap menjadi pemain," tandasnya, yang juga didampingi I Putu Artha, Bupati Jembrana dan Nyoman Sutjidra Wakil Bupati Buleleng.
Konservasi, kata Arief, harus memberikan manfaat yang seimbang untuk keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, dan nilai ekonomi masyarakat. Prinsip itu sudah terpatri dalam spirit kerja di Kementerian Pariwisata. "Bukan hanya konservasi di sumber daya alam, tapi juga karya-karya budaya di negeri ini," pungkas Menpar. (*)