Menpar: Sudah Benar, Pariwisata Leading Sector!
jpnn.com - BEIJING – Mengapa isu “poverty reduction” yang dilontarkan Menpar Arief Yahya menjadi headline di beberapa media di Beijing? Lalu 7th G20 Tourism Ministers Meeting di First World Conference on Tourism for Development merumuskan lima poin deklarasi? Tiga hal yang dilontarkan Arief Yahya untuk menyederhanakan Sustainable Tourism Development (STD), yakni CEE, Cultural, environment, economic itu tercakup semuanya.
Bahkan, poin pertama ditulis “Tourism is a key of economic growth.” Poin ketiga CEE soal economic, justri ditarik ke nomor satu. Selama ini Arief Yahya sengaja menyembunyikan economic value atau commercial value ditonjolkan ke nomor wahid, dan lebih nyaman ditempatkan di posisi ketiga atau paling akhir, agar tidak menimbulkan polemic dan debat kusir yang berlebihan. Itulah jawaban, mengapa poin environment, alau aspek lingkungan selalu dijadikan nomor satu? “Karena kita lebih nyaman, menyebut STD itu dengan konservasi dan pelestarian lingkungan,” ucap Arief Yahya.
UN-WTO dan CNTA Tiongkok yang menjadi tuan rumah konferensi ini tidak menggunakan unggah-ungguh atau sopan santun yang berlebihan. To the point dengan judul deklarasi: “Sustainable Tourism, an Effective Tool for Inclusive Development.” Statemen ini disampaikan mewaliki lembaga-lembaga internasional di bawah G-20, ILO – International Labour Organisation, OECD – Organisation for Economic Co-operation and Development, UNWTO – United Nation World Tourism Organisation, dan WTTC – World Travel and Tourism Council.
Mengapa pariwisata menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi? Pertama, pariwisata diperkirakan menyumbangkan 10% GDP baik langsung maupun tak langsung. (WTTC). Kedua, diakui bahwa sector pariwisata akan menjadi sector pendorong ekonomi yang paling cepat, mudah, dan berkelanjutan. Ke depan, 2030 diperkirakan ada 1,8 Miliar pergerakan wisman, dan 1,2 Miliar di 2015. (UNWTO)
Ketiga, devisa yang diperoleh dari wisatawan mancanegara termasuk transportasi mencapai USD 1,4T di 2015. Ranking ketiga, setelah fuels and chemicals. (UNWTO). Keempat, efek domino dari pariwisata itu dahsyat dan sangat signifikan. Setiap belanja USD 1 akan mendorong dan menggerakkan sector ekonomi lain minimal USD 3,2. (World Bank). Kelima, pariwisata adalah salah satu penggerak dari sector utama lainnya, seperti ekonomi, globalisasi, konektivitas, integrasi dan pengembangan sosio-ekonomi.
“Karena itu, kami semakin yakin, apa yang diputuskan Presiden Joko Widodo itu sudah berada di rel yang benar. Pariwisata menjadi salah satu sector prioritas, selain Infrastruktur, Energi, Pangan dan Maritim. Kita punya semua potensi yang dibutuhkan untuk menghidupkan pariwisata sebagai pendongkrak ekonomi nasional,” sebut Arief Yahya.
Poin kedua adalah, pariwisata memberi kontribusi pada Agenda 2030, terutama Sustainable Development Goals. Poin ketiga, sector pariwisata diyakini sebagai pencetak lepangan kerja, dari semua umur, segala level keterampilan, dari bidang apa saja, termasuk pertanian, jasa konstruksi, manufacturing, retail, handicraft, keuangan, teknologi informasi, dan semua sumber daya. “Juga akan menghidupkan dan membutuhkan UMKM,” kata Menpar Arief Yahya.
Keempat, pariwisata juga cara yang paling efektif untuk membangun social inclusion. Pariwisata itu untuk semua, bukan kalangan tertentu. Pria, wanita, muda, tua, paruh baya, berasal darimana saja, dari level apa saja. “Poin-poin itu semua sangat normatif, begitu masuk struktur devisi Indonesia misalnya, pariwisata menjadi sangat mendesak untuk dikebut. Kita sudah terlambat lama, harus melompat untuk mengejar dunia yang sudah berlari ke sana,” ungkapnya.