Menpora Ingin Indonesia Bebas Stunting Demi SDM Unggul dan Atlet Berprestasi
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tentang masalah stunting di tengah masyarakat di Wisma Menpora, Jakarta, Senin (10/5).
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani langsung oleh Menpora Zainudin Amali dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Menpora Amali menyampaikan masalah stunting generasi muda menjadi urusan hulu yang menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa.
Menurutnya, masalah stunting berpengaruh terhadap prestasi atlet Indonesia.
"Stunting ini menjadi urusan semua, jika hulunya baik maka tengah dan hilirnya akan baik. Namun, jika hulunya tidak diurus dengan baik maka hilirnya yang diharapkan akan menghadirkan generasi muda yang tangguh dan unggul tidak akan tercapai," kata Menpora Amali.
Untuk diketahui stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
"Apa yang diharapkan dari bonus demografi menjadi harapan bersama, bangsa Indonesia. Kita tidak bisa membayangkan generasi yang akan datang yang masih mengalami stunting luar biasa. Tentu tidak bisa mengharapkan generasi yang unggul, produktif punya daya saing dan harapan Indonesia Emas pada 2045 tentu akan menjadi harapan kosong," kata Menpora pada acara yang mengangkat tema 'Bebas Stunting untuk Mencetak Atlet Berpestasi'.
Amali menilai masalah stunting menjadi penting sehingga harus dilakukan upaya-upaya secara aktif untuk mengatasi stunting ini.