Menpora Kecewa Berat pada Chris John
Kamis, 31 Juli 2008 – 11:41 WIB
‘’Buat saya selaku penanggung jawab dunia olahraga Indonesia, kasus itu sungguh-sungguh menjijikkan,’’ tegas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhiyaksa Dault kepada sejumlah wartawan, di kantornya, Senayan – Jakarta.
Pelanggaran komitmen awal dari promotor tersebut membuat CM marah. Meski akhirnya promotor memenuhi kewajibannya dengan menyerahkan uang tunai kepada CM sebesar USD. 65 ribu dan sisanya juga sudah dititipkan ke Alan Kim sebelum acara timbang badan, pertarungan tetap tidak bisa dilaksanakan. Sebab, kedua petinju tidak hadir di acara timbang badan hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Adhiyaksa setuju kalau kasus tersebut merupakan dagelan amatir. ‘’Kejadian itu jelas-jelas mempermalukan dunia tinju Indonesia,’’ tandas pria berkumis lebat itu. Apalagi kejadian serupa bukan bukan pertama kali terjadi di tinju bayaran Indonesia.
Sebelumnya, saat Chris John bertanding melawan Jose ‘’Cheo’’ Rojas, pada medio Maret 2007, masalah pembayaran petinju juga sempat menimbulkan kekisruhan. Meski promotor Albert Reinhard Papilaya akhirnya menuntaskan seluruh kewajibannya, tetapi masalahnya sampai berlarut-larut hingga melibatkan pemerintah (Menpora). Celakanya, kasus itu selesai, muncul kasus lain yang juga melibatkan promotor yang sama, Albert Reinhard Papilaya, saat berencana menggelar pertarungan Muhammad Rachman. Kasus ini bahkan hingga harus diselesaikan di meja hijau.
Mengantisipasi kasus tersebut tidak terulang, Menpora akan memanggil semua pihak yang terkait dalam tinju profesional. Tiga badan tinju di Indonesia, KTI, KTPI dan ATI, akan diajak merumuskan pembenahan tinju profesional. Selain menyangkut pembayaran petinju masalah rating (peringkat) juga harus melalui rumusan yang jelas.
Terkait khusus kasus batalnya pertarungan Chris John lawan Jackson Asiku, pemerintah masih menunggu kepastian status gelar juara dunia yang disandang Chris John dari markas WBA. Pemerintah memang sudah menerima jawaban dari WBA, yang menyebutkan belum ada pencabutan terhadap gelar juara dunia di kelas Bulu tersebut. Karena WBA masih menunggu laporan kronologis tentang pembatalan tersebut dari Indonesia.