Mentan Syahrul Lepas Ekspor Perdana Cabai Kering ke Pakistan
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menambahkan, yang terpenting dalam proses ekspor adalah memperhatikan hilirisasi produk pertanian sebagai salah satu fokus untuk peningkatan ekspor nasional.
"Produk pertanian segar yang tidak tahan lama atau bersifat perishable, maka harus dilakukan hilirisasi yang memberi nilai tambah dan menjamin keberterimaan produk di negara tujuan, karena tidak mudah rusak dan mutu terjaga," katanya.
Selain ekspor cabai kering, Mentan Syahrul juga melepas komoditas pertanian asal subsektor perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura seperti biji, kulit, cangkang, kelapa parut, karet, porang, cincau hitam, pisang, manggis hingga kencur dengan total 114,1 ton atau senilai Rp 21,3 miliar dengan negara tujuan di benua Asia dan Eropa.
Berdasarkan data lalu lintas ekspor pertanian di Karantina Makassar, tercatat bahwa pertumbuhan negara tujuan ekspor meningkat sebesar 8 persen, yakni 133 negara tujuan ekspor di tahun 2019 dan 143 negara tujuan hingga Oktober 2020 atau bertambah 10 negara tujuan baru seperti Thailand India dan China.
"Selaku koordinator gugus tugas peningkatan ekspor pertanian, kami akan terus mendorong tumbuhnya pelaku usaha dengan membuka akses informasi peluang ekspor pertanian seluas-luasnya," ucap Jamil.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2020, nilai ekspor pertanian terus mengalami pertumbuhan positif hingga sebesar USD 0,42 miliar atau tumbuh 1,26 persen (m to m) jika dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, kinerja ekspor pertanian mencatat pertumbuhan 23,80 (yoy).(*/jpnn)