Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mentan Syahrul: Sektor Perkebunan Andalan Devisa dan Kesejahteraan Petani

Selasa, 05 November 2019 – 10:02 WIB
Mentan Syahrul: Sektor Perkebunan Andalan Devisa dan Kesejahteraan Petani - JPNN.COM
Mentan SYL dalam pertemuannya dengan jajaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perkebunan merupakan subsektor yang paling menjanjikan untuk peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Badan pusat Statistika (BPS) mencatat kontribusi sektor perkebunan terhadap perekonomian nasional tahun 2018 naik 22,48 persen dibandingkan dengan kontribusi ditahun 2014. Sedangkan PDB perkebunan 2014 – 2018 sebesar Rp 2.192,9 triliun. Angka sementara, PDB sektor pertanian pada triwulan satu tahun 2019 mencapai Rp 3,7 triliun dimana tanaman perkebunan menyumbang Rp 106,95 miliar.

“Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong masuknya investsi dan peningkatan produksi melalui inovasi teknologi dan penyediaan bibit unggulan serta berupaya meningkatkan ekspor komoditas perkebunan. Sektor perkebunan di Indonesia sebenarnya hal yang menjanjikan bagi saya. Negara ini memiliki kemampuan dan kekayaan bagi rakyat yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negeri ini,” demikian ditegaskan Mentan Syahrul dalam pertemuannya dengan jajaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan di Kantor Pusat Kementan, Senin (4/11).

Menurutnya, saat ini perlu ada daerah sentra - sentra produk komoditas perkebunan yang mencakup hulu sampai hillir. Dengan cashflow dan perencanaan yang baik, usaha di subsektor perkebunan akan berjalan dengan baik dan menguntungkan dan dapat menarik investor sebanyak mungkin karena investasi yang dikeluarkan cukup kecil dan memerlukan waktu yang tidak begitu untuk mendapatkan hasil.

“Ujung dari sektor perkebunan adalah industri hilirnya karena nilainya akan jauh lebih tinggi dibandingkan jika hanya di hulu saja. Jadi memang harus dihitung sampai kepasarnya, karena pada saat kita tidak menghitung pasar dan industrinya, di sana biasanya terjadi kegagalan,” jelas Syahrul.

Oleh karena itu, Syahrul menekankan saat ini perlu inovasi dalam pemikiran dan aplikasi program-program perkebunan . Penerapan ilmu dan teknologi baru menjadi penting pemanfaatan teknologi informasi, aplikasi android, digitalisasi, IoT dan hightbteach terus ditingkatkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menjelaskan salah satu fokus kegiatan tahun 2020 – 2024 pada sektor perkebunan yakni Membangun Logistik Benih Perkebunan dalam rangka peningkatan penyediaan benih berkualitas. Kegiatan ini guna meningkatkan produksi yang memiliki kualitas ekspor dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

“Penyediaan benih ini kita wujudkan dengan membangun Kebun entres dan nursery. Kedepan kebun bibit ini dibangun disetiap daerah sehingga daerah menghasilkan benih sendiri, tidak perlu didatangkan dari luar daerah,” tandasnya.(jpnn)

Perkebunan merupakan subsektor yang paling menjanjikan untuk peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News