Menteri Amran: Mari Perangi Kartel Pangan
jpnn.com - Kenaikan harga pangan sama halnya dengan banjir yang melanda Jakarta setiap tahun, dan terus berlangsung.
Sama halnya dengan harga pangan, setiap tahun Indonesia selalu alami gejolak harga pangan ditingkat konsumen. Terlebih fluktuatifnya harga pangan terjadi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Siklus ini kembali terjadi tahun ini, mulai dari meroketnya harga cabai rawit merah yang menembus angka 120 ribu per kg di pasar, padahal Maret produksi cabai mencapai 75.465 ton dengan asumsi konsumsi sebesar 68.472 ton, bawang merah sebesar 99.435, asumsi kebutuhan sebesar 98.639 ton, tetapi harga dipasar mencapai 50 ribu per Kg dari harga normal 28 ribu per kg.
Setelah harga cabai dan bawang berangsur turun ke harga normal, giliran harga bawang putih yang melonjak tajam dipasar yaitu 48 ribu per kg dari harga normal 22 ribu per kg. Bahkan di beberapa daerah harga bawang putih melonjak hingga 60 ribu per kg.
Kementerian Pertanian sejak 2016 sudah membentuk jaringan toko tani yang bertujuan memperpendek rantai distribusi pangan.
Jaringan toko tani yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah menjalin kerjasama dengan perusahaan jasa angkutan yang mengantar langsung pesanan dari toko tani ke rumah konsumen.
Keuntungan dari toko tani ini, konsumen mendapatkan produk pangan yang segar dan harga yang wajar.
Untuk faktor yang kedua, ini menjadi perhatian khusus pemerintah karena titik terakhir distribusi pangan pokok selain beras yang kewenangannya di Badan Urusan Logistik (Bulog), ada di para distributor dan merekalah yang mengatur lalu lintas pasokan kebutuhan pangan pokok hingga ke pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia.