Menteri Ekonomi Tak Sinergis
Sabtu, 23 Oktober 2010 – 06:39 WIB
Masyarakat, lanjutnya, saat ini sudah kritis, mereka tahu mana menteri yang mampu, gagap dalam bekerja dan yang hanya bisa melakukan pencitraan saja. Pada posisi seperti ini, presiden hendaknya mesti jeli melihat mana pembantunya yang mampu dan tidak. “Yang pasti, kita tetap akan tunggu keberanian presiden dalam mengevaluasi para pembantunya yang sebetulnya sudah banyak menuai kegagalan dan hanya menghasilkan citra negatif di pemerintahan saja,” katanya.
Sementara, pengamat Burhanuddin Muhtadi menilai menteri yang paling berpeluang untuk diganti lebih banyak di dominasi dari kalangan parpol. Selain faktor kinerja, Burhan juga menyorot soal hubungan menteri dengan partai yang tidak lagi mesra. “Ada peluang menteri asal PKS, PAN dan Golkar akan terkena reshuffle,” katanya pada INDOPOS di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin (22/10).
Menurut Burhanudin, kemungkinan terjadinya reshuffle itu cukup besar. Sebab, selain kinerja mereka yang kurang baik, beberapa menteri tersebut sudah tidak mendapat dukungan siginifikan dari partainya. Ini menjadi faktor utama juga, mengingat keberadaan dia di kabinet juga atas amanah partai. "Mekanismenya sederhana, partai yang menitip orang di kabinet, partai juga yang mencabutnya," tegas Burhan.