Menteri Ini Jadi Perbincangan di Konferensi Internasional Tourism
Memang diantara panelis ada yang berbeda pendapat. Takafumi Ueda, dari Japan International Cooperation Agency. Dia memang berbeda mazhab dari Arief Yahya, yang konsisten dan percaya dengan angka-angka. Ueda memandang tourism dari sisi yang berbeda, yakni dari ilmu social. “Apakah dengan hadirnya banyak wisatwan, memenuhi hotel-hotel chain bertaraf internasional, menyumbangkan GDP terbesar buat negara, itu secara otomatis mensejahterakan? Bagiamana dengan dampak sosialnya?” kata Ueda bernada sinis.
Ya, memang di mana-mana selalu ada risiko. Apalagi bisnis? Selalu ada risiko, karena itu ada yang disebut risk calculate, yang tugasnya menghitung seberapa besar risiko dibandingkan dengan benefitnya. Chen Min’er, Party Chief of Guizhou Province, Tiongkok menjawab dengan gambang. “Pemerintah menciptakan peluang. Perusahaan membangun bisnis dan usaha. Masyarakat local senang menjadi suplayer barang dan jasa! Semua diuntunkan.(jpnn)