Menteri LHK dan Presiden IUCN Gelar Pertemuan Bilateral, Nih Agendanya
Isu lain yang diangkat Menteri Siti kali ini juga tentang kerja-kerja konservasi wildlife dan ekosistem habitatnya di Indonesia.
Kekayaan wildlife dan flagship species di hutan Indonesia yang sangat luas ini menjadi poin penting yang menjadi perhatian khusus Razan Al Mubarak.
Sebagai Presiden IUCN, Razan menjelaskan tentang kerja-kerja IUCN dan harapannya kepada Indonesia untuk bekerjasama dalam penguatan kerja, dan keanggotaan serta kegiatan bersama IUCN untuk konservasi dan perlindungan satwa liar.
Terkait isu karbon, Razan Al Mubarak menyampaikan studi terbaru IUCN, bahwa hutan yang merupakan habitat satwa liar, akan menjadi sekuestrasi karbon (carbon sequestered) yang lebih besar nilainya dibandingkan hutan tanpa satwa liar. Ini penting sekali bagi Indonesia yang sangat kaya akan satwa liar dan flagship species.
Menteri Siti menyambut baik usulan untuk membangun kerja bersama IUCN tersebut.
Untuk itu, ia mengundang Razan untuk kerja lapangan bersama ke hutan Sumatera dan Kalimantan, terutama untuk perlindungan flagship species, seperti Harimau Sumatra, badak, gajah dan orangutan, termasuk Orangutan Tapanuli dan Orangutan Kalimantan, serta Badak Jawa.
“Terima kasih atas pertemuan dan diskusi yang sangat berkesan, dalam kunjungan kerja untuk pertama kalinya ke Indonesia. Sampai bertemu dalam kerja lapangan bersama untuk Indonesian wildlife” ungkap Menteri Siti menutup diskusinya bersama Razan Al Mubarak.(jpnn)