Menunggu Sinyal dari Istana soal Ketua Umum PSSI
Jadi, agak menggelikan kalau PSSI selalu berlindung di balik Statuta FIFA agar tidak dicampuri oleh pemerintah.
Kenyataan ini mungkin yang dilihat oleh para voters, sehingga dalam setiap suksesi di tubuh PSSI mereka masih merasa perlu menunggu sinyal kuat dari Istana.
Dalam benak mereka kalau Ketua Umum PSSI merupakan figur yang direstui Istana, maka akan mudah dalam perkembangan sepak bola di Indonesia.
Apalagi mereka juga tahu kepedulian dan perhatian Presiden Jokowi terhadap olah raga sepak bola sangat besar.
Hal ini dapat dilihat dari turunnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional. Pertimbangan para voters dalam hal ini sangat masuk akal dan bisa dimengerti.
Pertanyaannya, siapa yang layak memberikan masukan konstruktif kepada Presiden Jokowi tentang figur yang berkualitas untuk memimpin PSSI?
Presiden bisa saja mendapat masukan dari menteri pemuda dan olah raga. Namun, masukan dari Menpora bisa saja syarat kepentingan.
Satu-satunya lembaga swadaya masyarakat yang netral dan bebas kepentingan yang tahu persis tentang perkembangan sepak bola di Indonesia saat ini adalah Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) yang dipimpin oleh Suhendra Hadikuntono.