Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menyaksikan secara Langsung Pembebasan Aung San Suu Kyi

Leluasa Bergerak karena Disangka Orang Myanmar

Senin, 15 November 2010 – 07:37 WIB
Menyaksikan secara Langsung Pembebasan Aung San Suu Kyi - JPNN.COM
SEMARAK: Aung San Suu Kyi saat tiba di kantor NLD di Yangon kemarin (14/11). Ratusan ribu massa menyambut tokoh demokrsi Myanmar yang baru saja dibebaskan. FOTO: TOMY C. GUTOMO/JAWA POS

Menurut Tin, belum ada wartawan asing yang datang ke Kantor NLD saat itu. Kalaupun ada, yang datang hanya fotografer lokal yang disewa kantor berita asing. Hal tersebut bisa dipahami. Sebab, aktivitas di Kantor NLD diawasi 24 jam oleh polisi. Wartawan bule yang datang ke sana akan tampak sangat mencolok. Berbeda kalau wartawan Indonesia yang berkunjung ke tempat itu, tidak begitu kelihatan karena berwajah mirip dengan orang Myanmar. Apalagi, datang dengan mengenakan longyi, sarung khas Myanmar, orang tersebut bakal disangka sebagai warga setempat. "Jangan pakai sepatu. Sebab, rata-rata penduduk Myanmar hanya mengenakan sandal," ucap Tin, mewanti-wanti.

Wartawan asing (bule) baru bermunculan sehari sebelum jadwal pembebasan Suu Kyi. Sebab, sudah ada ribuan pendukung Suu Kyi yang datang untuk menunggu pembebasan peraih Nobel Perdamaian tersebut. Salah seorang wartawan dari Inggris mengatakan bahwa sebelum momen itu dirinya hanya menugasi seorang koresponden lokal untuk memantau aktivitas di Kantor NLD. Sementara itu, dia hanya memonitor dari hotel tempatnya menginap. "Saya bisa diusir dari Myanmar kalau sering terlihat di sini. Saya juga pakai visa turis," ungkap dia.

Momen mengharukan saya rasakan saat mengikuti puluhan ribu orang melakukan long march dari Kantor NLD ke rumah Suu Kyi di Jalan University Avenue yang berjarak sekitar 8 km pada Sabtu sore (13/11). Itu adalah aksi long march pertama di Yangon sejak 2007. Sebelumnya, pada akhir September 2007 puluhan ribu biksu berdemonstrasi dengan berjalan kaki dari Pagoda Shwedagon ke Pagoda Sule, yang jaraknya kurang lebih 10 km. Aksi para biksu yang menuntut penurunan harga tersebut berakhir rusuh. Diperkirakan ratusan biksu tewas setelah dihujani timah panas oleh tentara Myanmar.

Sepanjang jalan antara Kantor NLD dan rumah Suu Kyi, masyarakat menyambut dengan gembira pembebasan itu. Mereka bertepuk tangan dan memberikan semangat kepada para pendukung Suu Kyi tersebut. Sebagian memberikan air minum secara cuma-cuma kepada para peserta long march. Tidak terasa, dua telapak kaki saya sampai lecet karena mengenakan sandal.

Perhatian dunia saat ini tertuju kepada Myanmar, terutama bebasnya tokoh demokrasinya, Aung San Suu Kyi. Ratusan ribu orang menyambut putri pahlawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close