Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Merampok karena Beras dan Susu Anak Habis

Rabu, 29 Januari 2014 – 08:33 WIB
Merampok karena Beras dan Susu Anak Habis - JPNN.COM

jpnn.com - MEDAN - Rudi, pria 35 tahun, tewas dihakimi massa usai membacok leher pemilik grosir yang hendak dirampoknya, Senin (27/1).

Ternyata aksi di siang bolong itu nekat ia lakukan karena himpitan ekonomi. Ya, sebelum kejadian, Rudi memang sedang pusing tujuh keliling. Persediaan beras di rumah sudah habis. Stok susu untuk anaknya yang masih bayi juga tinggal sekali seduh. Sementara, saat itu uang sepeser pun tak ada ia kantongi. Kondisi itulah yang membuat Rudi gelap mata.
 
Cerita ini dikatakan keluarga korban saat ditemui kru koran ini di rumah duka, Desa Sawit Rejo, Dusun Mang Gusta, Kec. Kutalimbaru, Selasa (28/1) siang.

“Sebenarnya si Rudi ini baik dan rajin orangnya bang. Cuma itu tadi, ia nekat karena takut anak dan istrinya tak makan. Kebetulan, dia tak punya pekerjaan tetap. Kadang bekerja sebagai kuli bangunan. Itupun tak tiap hari ada,” ujar Saidi (40) kerabat korban dengan mata berkaca-kaca.

Masih kata Saidi, peristiwa itu membuat istri korban, Ida (30) sangat terpukul. Sangking sedihnya, seharian ini Ida hanya mengurung diri di kamar.
 
“Selain malu atas kejadian itu, ia juga terpukul dan merasa sangat sedih dan kehilangan. Jangan diganggu dululah istrinya, orang kampung sini payah ini. Kasian istrinya itu. Padahal semalam sebelum pergi, Rudi pamit mau kerja. Rudi juga berjanji akan membawa beras sama susu sepulang kerja nanti. Rupanya malah mayatnya yang balik. Siapalah yang nggak tertekan dengan kejadian seperti itu,” jelas Saidi.

Amatan Posmetro Medan (Grup JPNN), puluhan kerabat korban masih memadati rumah sangat sederhana yang beratapkan rumbia dan beralaskan lantai yang sudah retak retak itu.

 Sementara Ida masih tetap mengurung diri dalam kamarnya. “Selama hidupnya, Rudi ini dikenal baik dan rajin bekerja. Dia tak pilih-pilih pekerjaan. Makanya warga sini pun tak ada yang percaya dengan kejadian itu,” lirih seorang pelayat.

Mereka juga  menyesalkan aksi main hakim warga. "Cuma berasnya yang mau diambilnya itu, apalagi itu hanya grosir bukan bank atau toko emas. Masak sampai dimatikan anak kami itu," lirih keluarga dekat korban lagi daraian air mata.  

Sementara tetangga korban yang ditemui Posmetro, membenarkan beras dan susu di rumah korban memang sudah habis.
 
"Iya, kemarin mereka sempat mengeluh, tapi saat kami tawarkan beras. Mereka bilang masih ada. Mungkin malu mereka minta-minta," kenang Rodiah (50).

MEDAN - Rudi, pria 35 tahun, tewas dihakimi massa usai membacok leher pemilik grosir yang hendak dirampoknya, Senin (27/1). Ternyata aksi di siang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close