Merasa Terancam, Empat Media Besar Tarik Wartawan dari Istana Presiden
jpnn.com, BRASILIA - Merasa terancam, empat media massa terbesar Brasil memboikot peliputan di istana kepresidenan yang juga kediaman resmi Presiden Jair Bolsonaro.
Grupo Globo, jaringan media massa terbesar Brasil, bergabung dengan TV Bandeirantes dan Folha de S.Paulo serta Estado de S.Paulo dan memutuskan untuk menarik wartawan mereka yang bertugas di Alvorada Palace, Senin (25/5).
Bolsonaro secara rutin berhenti di pintu masuk kediaman untuk berbicara kepada para pendukungnya dan berfoto dengan mereka, sambil menyampaikan pernyataan kepada wartawan. Namun dalam beberapa hari terakhir ini, para pendukung Bolsonaro di pintu gerbang melontarkan serangan verbal kepada para wartawan.
Pada Senin, sekitar 60 pendukung presiden mengejek wartawan, dengan meneriakkan kata-kata kasar seperti "pembohong", "bajingan" dan "komunis".
Serangan terhadap wartawan makin menjadi seiring banyaknya kritik terhadap Bolsonaro terkait caranya menangani krisis virus corona. Penyakit akibat virus itu telah menelan lebih dari 20.000 korban jiwa di Brazil dan melumpuhkan perekonomian.
Bolsonaro juga tengah diselidiki atas dugaan campur tangan dalam penegakan hukum. Para pendukungnya menganggap media sebagai bagian dari plot untuk menggulingkan Bolsonaro.
Pada 3 Mei, para demonstran yang marah mendorong seorang fotografer dari tangga, menendang dan memukulnya sampai jatuh. Kejadian itu berlangsung selama aksi pro-Bolsonaro di Brasilia.
Folha menyebutkan pihaknya akan melanjutkan liputan jika wartawan mendapat jaminan keselamatan. (ant/dil/jpnn)