Merasakan Berpuasa dengan Umat Muslim di Jerman
Di Masjid Turkish Dapat Takjil Sup Rempah-RempahRabu, 08 September 2010 – 08:08 WIB
Akibat penghancuran itu, sejumlah imigran dari Turki didatangkan sebagai pekerja. Mulai 1961 hingga 1976, sekitar 800 ribu Turkish "sebutan orang Turki" datang ke Jerman. Pada saat bersamaan, penyebaran agama Islam pun dimulai, termasuk pembangunan tempat ibadah (masjid). Kini, hampir setiap kota besar di Jerman mempunyai masjid besar dan puluhan masjid kecil.
Walau mayoritas muslim di Jerman adalah Turkish, banyak pula imigran muslim dari negara Timur Tengah, India, serta Bangladesh. Masing-masing komunitas mempunyai masjid. Di kota tempat tinggal saya, Stuttgart, terdapat 10 masjid Turki, tiga masjid Arab, satu masjid India, dan satu masjid Bangladesh. Tapi, jangan dibayangkan masjid di Stuttgart seperti masjid di Indonesia. Umumnya berukuran kecil dan lebih layak disebut musala bila di Indonesia.
Masjid di Stuttgart tanpa kubah, tanpa minaret. Bahkan, beberapa tak terlihat seperti masjid. Hanya berupa sebuah ruangan lapang di bagian basement apartemen. Kalaupun ada penanda, sangat minim. Misalnya, masjid Turki di kawasan Marienplatz. Masjid itu sekaligus berfungsi sebagai Islamic Center, sehingga lebih besar dibanding masjid-masjid lainnya.