Merasakan Sulitnya Upaya Evakuasi Korban Merapi
Salah Sepatu, Tim Penyelamat Jadi DiselamatkanSelasa, 09 November 2010 – 07:27 WIB
Kemarin dengan peralatan lengkap (dimulai dengan hagglund yang menerabas dan disusul tiga tim Kopassus yang membawa gergaji mesin), barikade pohon bambu roboh itu dapat disingkirkan. Namun, butuh waktu sekitar setengah jam untuk menyingkirkan halangan itu.
Masuk setelah empat rumah di depan dusun, ada halangan yang membuat tim evakuasi garuk-garuk kepala. Yakni, tumpukan lahar setebal sekitar satu meter. Yang jadi masalah, lahar itu masih sangat panas. Buktinya, bagian bawah kayu-kayu yang berserak di atas lahar tersebut masih menyala. Masih terbakar. Salah satu relawan yang baru datang dari Jakarta sempat tak percaya. Dia menjulurkan kakinya dan cepat-cepat berjingkat. "Beneran masih panas. Padahal, udah empat hari," ucapnya, menggeleng-gelengkan kepala.
Akhirnya, yang dicari adalah rumah-rumah di dusun yang terletak di kawasan pinggiran. Ini karena lahar tersebut menumpuki bagian tengah dusun. Yang membuat miris, kemarin tim sempat melihat jenazah yang hanya terlihat tangannya dari tumpukan lahar. Rupanya, orang nahas tersebut tertimbun lahar panas ketika hendak berlari. Yang seperti ini hanya ditandai dulu karena tak mungkin dievakuasi. Sulit rasanya mencangkuli lahar panas untuk mengangkat jenazah.