Mereka Menjaga Semangat Toleransi Dalam Kidung Rohani
"Kalau kami sedang beribadah, saudara kami yang Muslim akan bantu pengamanan dan lainnya. Setelah ibadah, kalau ada perayaan baru kolaborasi musik hadrat dan terompet akan tampil. Masyarakat sangat senang dan positif melihat kolaborasi ini," katanya.
Kolaborasi grup musik hadrad dan terompet gereja ini selalu tampil bersama, tidak hanya pada momen Natal, tapi juga pada beragam acara keagamaan seperti Paskah, peresmian gereja, lebaran hingga Idul Kurban maupun acara-acara non keagamaan.
Menurut pimpinan musik hadrat Tanah Lapang Kecil (Talake), Defi Bin Umar, para personil kelompok musik hadrad dan terompet ini terdiri dari pemuda beusia antara 10 - 30 tahun, berlatih bersama menjaga kekompakan musik mereka.
"Personil dari dua kelompok musik hadrat dan terompet ini tidak cuma saling hapal lagu-lagu rohani dari kedua kelompok, tapi juga lagu-lagu khas Maluku," jelasnya.
Kerukunan antarwarga Muslim Talake dan jemaat Gereja Rehobot di Batu Gantung juga diwujudkan dalam kerja bakti menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Bahkan jemaat Gereja Rehoboth juga rutin menyumbangkan sapi untuk saudaranya warga Muslim pada hari raya Idul Kurban.
Musik rohani Betawi