Mereka yang Ingin Perubahan, Diasingkan hingga Dianggap Pengkhianat
Yana juga mendapat perlakuan tak mengenakkan, mulai dari sindiran hingga cemoohan yang merendahkan perempuan. Yana sampai tiga kali melaporkan kejadian itu ke aparat kepolisian. Yana juga menerima semua permintaan maaf dari warga sehingga berhenti di jalur damai.
Yana akhirnya tidak nyaman dengan kondisi itu. Dia menyebut sang anak dulu masih sekolah di kampung tersebut. Sampai-sampai, dia harus menitipkan anaknya kepada eks mertuanya. Namun, Yana tak masuk ke kampung, hanya menunggu di persimpangan.
"Sekarang saya memilih untuk menghindar saja," kata Yana.
Selain Yana, ada juga Anisah. Warga Kampung Sembulang Tanjung ini juga memilih untuk relokasi. Dia punya alasan yang sama dengan Yana.
Anisah yang juga bekas ketua RT di kampung tersebut ingin kehidupan yang lebih baik lagi. Anisah yang merupakan generasi keenam di kampung tersebut melihat kondisi daerahnya begitu-begitu saja sejak dulu.
Namun, Anisah mengatakan pihak yang menolak keras dirinya ialah pendatang. Anisah juga dianggap pengkhianat dan penjual kampung. Padahal, Anisah meyakini tidak ada tanah ulayat seperti yang disebut-sebut oleh pihak yang menolak relokasi. Menurut dia, tidak ada acara atau festival tahunan yang menunjukkan budaya yang kuat di tanah tersebut.
"Saya juga bingung kenapa sekarang dirayakan Hari Tani. Dulu tidak pernah ada itu, terus mana ada warga di sini bertani, Melayu Rempang, ya, nelayan," kata Anisah.
Anisah juga mengatakan langkah pemerintah memberi pergantian kepada warga untuk rekolasi sudah adil. Setiap jengkal tanah dan bangunan dihargai. Begitu juga tanaman milik warga. Anisah juga menyampaikan sudah 80 persen penduduk di Kampung Sembulang Tanjung (sebelumnya terdapat kesalahan penulis, ditulis Hulu) sudah menerima untuk relokasi.