Michael Bloomberg, Miliarder yang Akhiri Jabatan sebagai Wali Kota New York secara Sederhana
Naik Kereta Bawah Tanah, Tinjau Proyek ImpianTapi, Bloomberg adalah wali kota yang tidak mudah menyerah. Meski stadion tidak dibangun dan olimpiade tidak diadakan di kotanya, dia tetap ngotot meneruskan pembangunan peron. Alasannya, wilayah di sekitar Sungai Hudson sedang tumbuh dan akan segera menjadi jujukan publik. Karena itu, dia merealisasikan pembangunan peron di pusat kota tersebut.
New York memang sedang mengembangkan wilayah di sekitar Sungai Hudson. Media menjuluki kawasan komersial itu sebagai Hudson Yards. Di area tersebut, pemerintah kota membangun gedung-gedung perkantoran, apartemen, dan hotel-hotel yang tinggi menjulang. Sebuah gedung pertemuan juga akan segera dibangun di tempat tersebut. Dalam waktu lima tahun, diperkirakan akan berdiri 9.000 apartemen di sana.
Selain Hudson Yards, peron itu menjadi titik henti strategis bagi penduduk kota yang gemar bermain ke taman. Di dekat peron baru itu, terdapat High Line, jalur kereta gantung yang kini menjadi taman publik. "Peron ini membuat mimpi kami menjadi kenyataan," kata Stephen Ross, chairman Related Companies, perusahaan realestat yang terlibat dalam pembangunan tersebut.
Keberhasilan Bloomberg mengakhiri mandat politiknya tepat pada pengujung 2013 menciptakan beban tersendiri bagi Blasio. Pengganti Bloomberg tersebut baru saja menjalani pelantikan sederhana di depan rumahnya yang terletak di kawasan Brooklyn. Beberapa menit setelah pergantian tahun, dia mengucapkan ikrar setianya sebagai wali kota New York.
Pelantikan sederhana itu memang hanya simbolis. Sesuai tradisi, pergantian pucuk pimpinan New York selalu terjadi pada pergantian tahun. Jadi, Blasio pun mengikuti tradisi yang sudah berjalan. Disaksikan istri dan dua anaknya, wali kota ke-109 tersebut resmi meneruskan mandat Bloomberg sebagai orang nomor satu New York. Upacara pelantikan resmi baru berlangsung sore hari di balai kota. (AP/BBC/hep/c16/dos)