Mikir Itu Lagi
"Kenapa melihat peluangnya di sini. Kok tidak di Indonesia?" tanya saya.
"Di sini aman," jawab pengusaha itu.
Ia orang asli Shantou, kota pantai di Provinsi Guangdong. Di Tiongkok ia punya bisnis pengolahan plastik. Ia merasa Pakistan aman.
Aneh. Bin ajaib.
Namun saya paham. Hubungan baik antara Tiongkok dan Pakistan dirasakan sampai masyarakat luas. Kedua negara itu diibaratkan "teman di segala musim".
Bahkan mahasiswa asing terbanyak di Pakistan pun berasal dari Tiongkok. Jumlah mahasiswa dari Indonesia hanya 285. Yang dari Tiongkok lebih 1.500 orang. Umumnya kuliah di usuluddin atau syariah.
"Saya sering jumpa mereka. Cita-cita mereka umumnya ingin jadi imam masjid di Tiongkok," ujar Ali Muhtadin.
Ia mahasiswa usuluddin. Asal Bojonegoro. Yang alumnus Persis Bangil.