Mikir Itu Lagi
"Sektariannya sangat kenceng," ujar Fahmi Wira Angkasa. Ketua PPMI Pakistan. Yang mahasiswa hukum Islam di universitas yang sama dengan kampusnya Ustaz Shamsi Ali itu.
"Kalau saya dari dulu tidak pernah melihat jika Islam akan maju dengan keadaan Pakistan. Malah ada refleksi negatif... seolah Islam itu keras, emosi, terbelakang, dan lain-lain," ujar Ustaz.
"Kok dulu, waktu kuliah di sana, tidak ketularan keras?" tanya saya.
"Sempat ketularan, pak," jawabnya. "Saya dulu, pertama sampai di Amerika, banyak menyalah-nyalahkan....," katanya.
Lalu Ustaz Shamsi Ali berubah pandangan. Awalnya ketika bertetangga dengan seorang Katolik keturunan Irlandia.
Si Katolik selalu menyapanya dengan ramah. "Lambat laun saya mengubah pilkiran bahwa non-Muslim itu bukan musuh, tetapi partner dalam kebaikan," katanya.
Tentu saya ke Pakistan juga sambil melihat-lihat: apakah ada peluang bisnis di sana. Sekedar melihat. Siapa tahu ada 'lubang' dagang.
Saya juga bertemu beberapa orang Tiongkok di Lahore. Atau di Karachi. Yang juga hanya melihat-lihat peluang.