Militer Niger Umumkan Kudeta, Menggulingkan Presiden Bazoum dari Kekuasaan
ECOWAS, blok regional dan ekonomi utama Afrika Barat, meminta para pengawal untuk membebaskan Bazoum dan Uni Afrika meminta tentara "pengkhianat" yang terlibat untuk segera berhenti.
Presiden negara tetangga, Benin, Patrice Talon, mengatakan ia akan pergi ke Niger untuk menengahi setelah bertemu dengan presiden Nigeria sekaligus pemimpin ECOWAS, Bola Tinubu.
"Saya percaya segala cara akan digunakan, jika perlu, untuk memulihkan tatanan konstitusional di Niger, tetapi yang ideal adalah semuanya dilakukan dengan damai dan harmonis," ujarnya kepada wartawan di Abuja.
Akun Twitter resmi Presiden Mohamed Bazoum mengunggah pernyataan yang menyebutkan beberapa pengawal presiden terlibat dalam "demonstrasi anti-Republik" dan mencoba "dengan sia-sia" untuk mendapatkan dukungan dari pasukan keamanan lainnya.
Unggahan tersebut mengatakan presiden dan keluarganya baik-baik saja, tetapi tentara dan penjaga nasional siap menyerang jika mereka yang terlibat tidak berubah pikiran.
Bagaimana reaksi dunia internasional?
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyerukan pembebasan segera presiden.
"Apakah ini merupakan kudeta secara teknis atau tidak, saya tidak bisa berkomentar. Tapi yang jelas ini merupakan upaya untuk merebut kekuasaan dengan paksa dan mengganggu konstitusi," ujarnya dalam konferensi pers di ibu kota Selandia Baru, Wellington.
Pengambilalihan militer, yang menandai kudeta ketujuh di wilayah Afrika Barat dan Tengah sejak 2020, bisa semakin memperumit upaya Barat untuk membantu negara-negara di wilayah Sahel melawan pemberontakan jihadis yang sudah menyebar dari Mali selama dekade terakhir.