Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mimi Tjong

Oleh: Dahlan Iskan

Rabu, 29 November 2023 – 07:07 WIB
Mimi Tjong - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Resto lain mimpi dapat pembeli. Bihun bebek Medan menolak pesanan take away.

Tidak aneh. Dia ingin menjaga rasa. Tidak ingin membuat konsumen kecewa.

Bisa saja sampai di Surabaya rasanya berubah. Tekstur bihunnya sudah berbeda. Beda jam beda rasa, apalagi sampai dibawa naik pesawat tiga jam.

Bisa juga daging mentoknya sudah jadi rasa daging bebek. Pun kerenyahan remah bawang putih gorengnya pasti sudah berubah.

Semua harus just right. Rasa adalah perpaduan banyak hal yang harus tepat perpaduannya.

Sambil menunggu pesawat, saya ke Rumah Tjong Afie. Sebetulnya ini juga trik saja. Untuk menunggu resto Pondok Gurih buka: ingin makan kepala ikan campur gule daun singkong. Njoo juga yang memaksanya.

Saya pernah ke rumah Tjong Afie. Lama sekali lalu. Kali ini saya punya waktu dua jam. Saya dengar masih ada satu cucu Tjong Afie yang tinggal di rumah itu. Ingin sekali bertemu.

Tjong Afie lahir 1860. Di Meixian. Setelah saya lihat huruf Mandarinnya baru tahu bahwa Tjong itu bahasa suku Hakka untuk Zhang. Zhang Ahui.

Tjong Afie adalah konglomerat pertama di Medan. Sezaman dengan Oei Tiong Ham, si raja gula dari Semarang. Tjong meninggal tahun 1921. Oei meninggal 1924.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close