Mimpi
Oleh Sujiwo Tejo’’Kalem. Ini kan masih proses. Nanti lihat hasil akhirnya, deh. Kamu pasti lebih cantik dari perias kamu itu,” tulis Sastro, kekasihnya.
’’Ah, kamu sendiri selalu bilang proses lebih penting. Hasil ndak penting, hayo!” secara tertulis Jendro balik protes.
’’Kamu selalu bilang, Sas, mending hasilnya salah asal prosesnya benar. Kalau tekun, diulang-ulang, dibiasakan, lama-lama hasilnya akan benar. Prosesnya salah hasilnya benar? Ah, itu kebetulan. Kebetulan tak bisa diulangi, Sas!”
’’Iya, sih, Jen.”
’’Makanya. Ini prosesnya saja sudah salah, Sas. Tuh, lihat. Aku kalah ayu. Periasnya lebih menyala Bombay. Helllooooo..... ” ketik Jendro sambil mengarahkan kamera ke periasnya.
’’Ya, lihat saja hasilnya nanti, Jen. Kamu pasti lebih cantik.’’
’’Kenapa baru lihat hasilnya nanti-nanti, Sas? Sekarang saja! Lihat prosesnya! Kamu juga ngajarin aku lihat impor beras dan impor garam. Padahal itu baru tahapan proses. Kamu tak menyuruh aku baru lihat nanti tahapan akhir dari semua proses itu: swasembada!”
Waduh... berat... berat...