Mini Ekspose
Oleh: Dahlan IskanDia sarjana kimia alumni Universitas Diponegoro. Dia menghayati apa yang dia kerjakan. Dia keloni perusahaannya dari detik ke menit.
Dia bukan tipe anak muda yang kesusu berlagak jadi bos. Dia berkeringat. Dia berlumpur.
Akan tetapi BEI tidak mengizinkan hanya dia yang menjawab pertanyaan. Seluruh direksinya juga harus ikut menjawab.
Saya sempat khawatir pada direktur keuangannya yang berjilbab rapat warna hitam itu. Lega. Ternyata dia mampu menjawab semua pertanyaan bidang keuangan. Bahkan, terlihat sangat lugu –pertanda bukan tipe seorang keuangan yang suka goreng-goreng saham.
Rupanya BEI tidak ingin perusahaan yang IPO adalah perusahaan yang one-man show. BEI juga ingin tahu apakah semua direksi di perusahaan itu punya kemampuan mengelola perusahaan secara tim.
Semua perusahaan yang go public harus punya going concern: jangan sampai setelah IPO, setelah dapat uang dari bursa saham, perusahaannya plonga-plongo. Rugi. Lalu gemoy. Investor publik pun dirugikan.
Jauh sebelum mini ekspose itu dia, ayahnya, dan direksinya sudah lebih dulu menjalani mikro ekspose: di rumah menantunya Pak Iskan yang di Pacet, Mojokerto.
Sudah pula saya tulis di Disway kapan itu. Anda tidak sulit menebaknya siapa dia.(*)