Mirip Bengkel, Sehari Bisa Delapan Kali Transplantasi
Jumat, 29 Januari 2010 – 05:10 WIB
Senin pagi (18/1) yang kami nantikan tiba. Pukul 06.00 waktu setempat, saya sudah bangun. Langit di luar masih gelap dan berkabut tebal. Berarti di luar sana sangat dingin. Namun, suara klakson mobil sudah ramai bersahutan. Para pejalan kaki dan pengendara motor, sepeda bermotor, dan sepeda onthel juga sudah banyak yang berlalu lalang. Semuanya mengenakan overcoat tebal dengan penutup kepala dari bahan wool.
Luar biasa etos kerja bangsa Tiongkok ini. Layak diacungi dua jempol. Bayangkan, di pagi yang masih buta dan sangat dingin seperti itu mereka sudah mulai beraktivitas. Pantas kalau negeri ini bisa maju pesat dalam waktu singkat.Jarak antara hotel dan rumah sakit Tianjin First Central, tempat OOTC bernaung, hanya 10 menit berjalan kaki. Ketika kami berangkat, matahari mulai bersinar. Tetapi, udaranya masih cukup untuk membekukan ujung hidung dan jari-jari kami. Maklum, masih minus 8 derajat Celsius. Atau dua derajat lebih hangat dari ketika kami tiba di Beijing.
Sebagaimana umumnya, acara pertama kami adalah perkenalan dengan para petinggi OOTC. Mereka menyambut kami dengan baik dan hangat. Bahkan, presiden direkturnya, Prof Dr Shen Zhongyang, langsung menawarkan kunjungan ke pusat transplantasi lain yang dipimpinnya, yakni di Rumah Sakit Tentara Beijing. Sebuah tawaran menarik yang tak mungkin kami tolak. Acara berikutnya adalah berkeliling melihat fasilitas-fasilitas yang mereka miliki. Makan siang, lantas mendengarkan kuliah tentang teknik transplantasi liver.