Mirip Bengkel, Sehari Bisa Delapan Kali Transplantasi
Jumat, 29 Januari 2010 – 05:10 WIB
Sayangnya, jadwal kami hari itu adalah kuliah di ruang pertemuan. Bukan di kamar operasi. Baru pada Rabu (20/1) kami diikutkan operasi. Itu pun masih tentatif (belum pasti), menunggu ada tidaknya donor cadaver (mayat). Maka, hari itu kami hanya bisa menyampaikan harapan (sambil berdoa).
Tampaknya Tuhan mendengar doa kami. Saat menanti jadwal berikutnya, Ellen Wei, sekretaris presdir OOTC, menawarkan, apakah kami mau ikut operasi" Siang itu akan ada transplantasi dengan menggunakan donor hidup. Risikonya, kalau kami mau, jadwal kuliah ditiadakan. Mendengar itu, serentak kami menjawab, "Ya, mau!" Pucuk dicinta ulam tiba. Mana mungkin ditolak.
Karena operasinya agak siang, kami disuruh makan dulu di ruang VIP kantin rumah sakit, yang sudah di-booking Ellen. Di ruang itu hanya ada sebuah meja bundar yang tak terlalu longgar untuk 12 orang. Di situ sudah ditata peralatan makan yang terlalu bagus untuk ukuran kantin rumah sakit. Makanan dan cara menyajikannya juga oke banget.