Misi Dagang RI di New Zealand Catat Transaksi USD 5,7 Juta
jpnn.com, AUCKLAND - Misi dagang Indonesia yang bertandang di Selandia Baru atau New Zealand, 16-19 Maret punya kabar bagus. Delegasi bisnis dari tanah air yang mempromosikan kopi, minyak sawit, energi terbarukan dan jasa tenaga kerja itu membukukan transaksi senilai USD 5,7 juta atau sekitar Rp 78 miliar.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda saat menyampaikan kata sambutan pada Forum Bisnis Indonesia-Selandia Baru di Auckland, Jumat (16/3) mengatakan, ada produk-produk unggulan dari tanah air yang bisa diekspor ke negeri yang beribu kota di Wellington itu. “Produk-produk ini dibawa oleh pelaku usaha kami yang sangat tertarik untuk bermitra dengan pelaku usaha Selandia Baru,” ujar Erlinda sebagaimana siaran pers Kedutaan Besar RI (KBRI) Wellington.
Forum bisnis yang pertama kali digelar itu merupakan hasil kerja sama Kementerian Perdagangan dan KBRI Wellington. Sekitar 100 pelaku usaha Indonesia dan calon buyer dari Selandia Baru yang hadir pada forum itu
Pelaku usaha dari Indonesia yang hadir pada pertemuan itu antara lain dari sektor furnitur, kertas, minyak kelapa sawit (CPO), kopi, produk agro, jasa, hingga energi. Forum bisnis itu juga dihadiri Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.
Arlinda menjelaskan, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat sekaligus eksportir terbesar ketujuh dunia. Nilai ekspor kopi Indonesia pada 2017 tercatat sebesar USD 1,18 miliar.
Saat ini, sebutnya, Indonesia telah memiliki 20 kopi indikasi geografis. Artinya, kopi dari setiap daerah memiliki cita rasa khas yang berbeda dengan daerah lain. “Tentunya hal ini adalah suatu keunikan yang patut diapresiasi oleh penikmat kopi di Selandia Baru,” tutur Arlinda.
Selain itu, Indonesia juga menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Arlinda menjelaskan, nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada 2017 mencapai USD 20,7 miliar atau 47,93 persen dari total pasar CPO dunia.
Karena itu Arlinda menegaskan, ada peluang bagi produk minyak kelapa sawit Indonesia untuk memasuki pasar Selandia Baru. “Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek produk sawit Indonesia,” kata Arlinda.