Misil Korea Utara Meledak dalam Hitungan Detik
jpnn.com, PYONGYANG - Misil balistik Korea Utara yang ditembakkan Sabtu (29/4) pagi dari Provinsi South Pyeongan meledak dalam hitungan detik. Korut kembali gagal menguji coba misilnya, empat kali berturut-turut.
Meski begitu, uji coba tersebut tetap membuat Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Amerika Serikat (AS) berang.
’’Saya mendesak Rusia untuk memainkan peranan yang konstruktif terhadap Korut. Jepang sedang melihat bagaimana Tiongkok akan bereaksi terhadap Korut,’’ ujar Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe kepada para jurnalis di London, Inggris. Abe tengah berkunjung ke negeri Ratu Elizabeth II itu.
Berdasar sumber di internal militer AS, sangat mungkin yang diuji coba Korut adalah misil jarak menengah yang bernama KN-17. Misil balistik tersebut meledak kurang dari satu menit setelah diluncurkan. Senjata pemusnah masal itu telah mencapai ketinggian 17 kilometer sebelum akhirnya hancur berkeping-keping.
Uji coba tersebut merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB. Presiden AS Donald Trump menyebut tindakan Pyongyang sebagai penghinaan terhadap Tiongkok. ’’Korut tidak menghormati permintaan Tiongkok dan presidennya ketika mereka meluncurkan misil, meski peluncuran hari ini tak sukses. Buruk!’’ Demikian cuitan Trump di akun Twitter-nya beberapa saat setelah peluncuran tersebut.
Xinhua, kantor berita pemerintah Tiongkok, kemarin melaporkan bahwa Korut dan AS harus mengambil langkah dengan hati-hati. Jika kedua pihak gagal mencapai kesepakatan, seluruh wilayah bakal membayar mahal karena konfrontasi AS dan Korut.
Uji coba misil balistik itu hampir berbarengan dengan tibanya kapal induk USS Carl Vinson di perairan dekat Semenanjung Korea. Kapal tersebut akan digunakan untuk latihan perang bersama dengan pasukan Korsel. Sehari sebelum uji coba, Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar pertemuan untuk membahas masalah program misil dan nuklir Korut.
’’Ancaman serangan nuklir, baik ke Seoul maupun Tokyo, adalah nyata. Ini hanya masalah waktu sebelum Korut mengembangkan kemampuan untuk menyerang wilayah AS,’’ ujar Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di hadapan perwakilan anggota DK PBB.