Misteri Masjid Jin, Bergantung pada Mata Batin Sang Kiai
Menurut Purwanto, dengan cara membangun seperti itu, yakni semua bergantung pada mata batin sang kiai, membuat gedung tersebut tidak mempunyai site plan.
Juga tidak ada gambar rancangan desainnya. Jika ditanya, kapan bangunan itu selesai, jawabannya bisa jadi tidak akan pernah selesai.
Lantaran, hingga tulisan ini dibuat, proses pembangunan ”Masjid Jin” itu masih terus berjalan. Selalu saja ada bagian gedung yang dibangun.
”Dua puluh tahun lagi belum tentu selesai. Mungkin selamanya (membangun),” timpal santri lain. Bisa jadi, selama ada masalah yang dianggap perlu dicarikan solusi, selama itu pula pembangunan ”Masjid Jin” berlanjut.
Bukankah Kiai Ahmad sudah wafat sejak 2010? Meski sudah tidak ada Romo Kiai, tapi ada istrinya, Nyai Hj Luluk Rifqah Al Mahbubah.
Kini, petunjuk mata batin untuk membangun, kendalinya ada pada Bu Nyai, dibantu putri-putrinya.
Demi perluasan bangunan, pihak ponpes sudah 40 kali melakukan pembebasan lahan. Mulanya, hanya sebidang tanah, lalu diperluas lagi dengan membeli lahan lain di sekitarnya.
Mayoritas lahan yang dibeli tersebut masih milik kerabat Kiai Ahmad. Hingga kini, lahan yang menjadi lokasi pembangunan ”Masjid Jin” itu sudah mencapai 6,5 hektare.