Modal SBY: Yang Tertunda & Yang Terwujud
Jumat, 16 Januari 2009 – 18:10 WIB
Malam harinya, SBY dipanggil Megawati dan diminta mengalah saja. Ternyata ia kalah, dan minta maaf kepada konstituen. Ia ajak semua pihak mendukung Presiden terpilih. Menang dan kalah jamak saja dalam pertandingan. Tapi demokrasi harus dihormati.
Masih segar pula dalam memory publik ketika Taufik Kiemas berkata, bahwa ada jenderal berbintang empat seperti anak kecil. Padahal, SBY telah berusaha untuk menghadap Presiden Mega, tapi tak bisa, padahal ia seorang menteri senior di kabinet. Setelah 3-4 hari, akhirnya SBY menulis surat kepada presiden. Tak mungkin ia melawan presiden. Ia memilih mundur. Dari pada di dalam tak dipakai, dan sakit hati lalu melawan, malah tidak bagus.
Apakah pengalaman masa lalu yang menjadi modal politik SBY, sehingga terpilih menjadi presiden pada 2004 lalu? Kegagalannya sejak 2001, justru menjadi “sukses yang tertunda” pada 2004.