Mowilex Persembahkan Panggung dengan Visual Karya Seni di Synchronize Fest 2023
jpnn.com, JAKARTA - Produsen cat PT Mowilex Indonesia (Mowilex) berkolaborasi bersama pagelaran musik Synchronize Fest 2023 menghadirkan panggung-panggung yang menakjubkan.
Panggung dengan visual karya seni itu digarap oleh kolaborasi seniman Mahdi Albart dan Sicovecas dengan menggunakan cat Mowilex Emulsion yang bisa disaksikan para pengunjung mulai dari tanggal 1,2,3 September 2023.
Synchronize Fest yang merupakan festival musik tahunan besutan Pus Kes Mas (Pusat Kesenangan Masa Kini) akan menghadirkan musik multi-genre berskala nasional dengan mengundang puluhan ribu audiens.
Festival musik itu untuk merayakan keberagaman jenis musik hidup di enam panggung selama tiga hari, tiga malam, menikmati suguhan 100-an pertunjukan terkurasi dari artis-artis terfavorit dan terbaik tanah air yang datang dari dekade ’70-an, ’80-an, ’90-an hingga 2000-an.
“Ada beberapa area lokasi dan panggung yang akan kita hadirkan pada tahun ini, salah satunya yaitu District Stage, yang mana dari segi aritistik akan menghadirkan kolaborasi karya dari Mahdi Albart dan Sicovecas yang di dapuk menjadi Key Visual, serta akan digarap dengan tangan atau di mural oleh teman-teman Grafis Huru-Hara dalam skala yang sangat besar, " ujar Saleh Husein, Artistic Director Synchronize Fest.
Ale, sapaan karib Saleh, menambahkan untuk mewujudkan hal tersebut, Synchronize Fest memerlukan partner berkualitas sebagai mediumnya, seperti cat Emulsion dari Mowilex, sehingga karya dan kolaborasi yang disajikan untuk pengunjung lebih maksimal.
“Wujud, warna, dan komposisi yang dihadirkan tahun ini merupakan hasil kolaborasi bersama Mowilex, karena dengan rekam jejak panjang sejak dahulu kala serta kualitas produk yang tidak perlu diragukan lagi. Mowilex Emulsion memiliki formulasi cat yang dapat membantu warna yang dihadirkan tetap sama walaupun di terpa angin, hujan, dan panasnya cuaca lokasi acara,” tambah Ale.
Kedekatan Mowilex dengan para seniman mural adalah bukan yang kali pertama, setelah di Juli 2023 berhasil merampungkan dan merilis buku Crossing The Wall, The Stories of 20 Indonesian Artists.